Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yudha menilai,
terdapat dua faksi di dalam kubu PDI-P saat ini. Hal tersebut
diyakininya menjadi penyebab PDI-P belum menentukan calon presiden.
"Bisa dibilang ada dua faksi, mereka yang ingin Megawati maju sebagai
capres dan mereka yang ingin Jokowi maju sebagai capres," kata Hanta, Senin (3/3/2014) malam.
Ia menengarai ada dinamika dalam tubuh partai berlambang banteng
tersebut sehingga hingga kini belum ada nama calon presiden (capres)
dari partai tersebut. Menurutnya, faksi itu bukan hanya terjadi sekali
ini. Hanta menyebutkan, telah terjadi dinamika politik antara dua faksi
ini sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimulai.
"Contohnya saja, ada faksi yang ingin masuk pemerintahan Demokrat.
Ada juga yang ingin tetap di luar pemerintahan. Soal pencalonan Gubernur
DKI dulu juga terjadi seperti itu," kata Hanta.
Terkait pencapresan, Hanta menilai bahwa hingga saat ini belum ada
titik temu antara dua faksi itu. Oleh karenanya, semua kemungkinan masih
bisa terjadi. "Bisa saja nanti Megawati yang maju, bisa juga Jokowi,"
ujarnya.
Hanta berpendapat bahwa keputusan PDI-P yang menjadikan Jokowi
sebagai juru kampanye tidak bisa dijadikan sebagai indikasi bahwa Jokowi
akan dicapreskan. Hanta menilai, keputusan itu hanya sebatas mendulang
suara. Menurut dia, hal itu menandakan Jokowi memiliki potensi positif
untuk mendongkrak elektabilitas partai karena sentimen publik terhadap
Gubernur DKI Jakarta itu cukup kuat.